Setetes Tinta Pendakian TNGGP (Gn. Gede)

Post a comment

Berawal dari trip yang diadakan oleh SmartTrip Adventure saat malam di pulau peucang TNUK diadakan lah suatu malam hangat. Pada malam tersebut diadakan sesi wishlist, sehabis trip dari TNUK akan mau kemana? Nah kebetulan dah Saya menyebutkan TNGGP dan Alhamdulillah trip tersebut terkabulkan. Karena pada saat itu ada teman-teman dari BPI yang mengadakan ke Gn. Gede alhasil Saya pun mendaftarkan diri dengan menanyakan apakah untuk backpack siap jalan? Salah satu panitia pun menjawab BISA (motivasi pun membakar jiwa raga ini) Trip ini terjadi dikarenakan bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda yang jatuh hari minggu 28 oktober 2012.

Berkumpul di meeting poin carefour lebak bulus Saya pun menunggu peserta lain nya berkumpul di titik poin. Berkenalan dengan beberapa rekan BPI diantara nya Yonas. Obrolan pun terjadi begitu panjang sambil bertanya apakah membawa tenda, Yonas menjawab "ya Saya membawa tenda tapi tidak membawa double cover". Pada malam itu merupakan malam long weekend dimana hari jumat nya bertepatan dengan hari raya idul adha kemungkinan jalur sesudah tol ciawi akan padat merayap.

Pemberangkatan dari titik poin lebak bulus jam 20.00, selanjutnya akan menjemput ke titik poin selanjutnya di UKI. Sekitar pukul 21.30 akhirnya truk (TNI) rombongan yang membawa sekitar 60-an orang lebih tersendak di jalur puncak. Saking padat nya truk tersebut ada beberapa orang yang akhirnya berdiri. Kaki pegal menemani Saya sampai jalur cipanas, tepat nya di depan 2 buah Indomart dan 1 buah Alfamart. Di tepat itu pula akhirnya panitia menyewa mobil tambahan untuk pergi ke desa Sukatani. Sampai juga akhirnya tepat pukul jam 14.00 malam dini hari, sesampai nya panitia menyewa home stay di dekat desa tersebut. Subuh pun tiba jam 4.10, ketika itu ada seorang sosok laki yang sudah tua yang masuk ke musolah, dan kebetulan banyak peserta pendaki yang numpang tidur di dalam mushola. Mushola tersebut di penuhi oleh para pendaki yang kehabisan tempat di home stay. Yang lucu nya adalah ketika adzan berkumandang semua yang numpang tidur tiba-tiba terbangun dengan sontak kagetnya dikarenakan suara nya yang begitu keras. Di home stay pun terasa begitu paparan dari teman Saya yang sontak terkaget-kaget.

Sarapan pagi ditemani oleh nasi goreng ala penduduk desa Sukatani. Sarapan pagi yang begitu dahsyat enaknya dikarenakan makan bersama dengan beberapa teman sependakian. Ditemani oleh teh manis yang super manis, semanis wajah para gadis desa Sukatani. Trek pendakian dari titik start sudah Saya rekam dengan menggunakan Endomondo. Terlebih dahulu melakukan pendakian panitia mendaftarkan peserta ke tempat pendaftaran GPO (Gede Pangrango Organizer). Kira-kira 1km lebih Saya kaget di panggil oleh temen, ternyata ada peserta wanita yang kurang fit membawa barang bawaan nya dengan menggunakan tas backpack, akhirnya Ku putuskan untuk menukar tas Ku yang berisi tablet dengan rekaman Endomondo. Dari keterangan tersebut didapat jarak hanya 6,9KM tapi itu dengan trek mendaki (kemiringan sekitar 45 derajat atau lebih).

 Perjalanan pertama diwarnai pemandangan kebon, banyak sekali sayur-sayur seperti kol, bawang, dan berbagai macam sayuran hijau. Dengan beberapa briefing dari panitia (Riri) menegaskan kalau pendakian ini sifatnya santai jadi kalau lelah bisa istirahat dan ada panitia 'sapu bersih'. Kebetulan Saya berada paling belakang dan begitu juga dengan Teman Saya Yonas. Saat memasuki pintu rimba Kita pun beristirahat sejenak beberapa temen ada yang membuat kopi. Memang Saya akui banyak jenis flora yang ada di Gn Gede walaupun yang Saya kenal cuma pohon rasamala saja. Dan juga ada beberapa jenis fauna (burung) itu pun hanya Saya jumpai sekali saja, selebih nya jarang Saya temui seperti elang jawa.
 

Di tengah perjalaan hujan pun datang begitu deras sehingga memaksa regu Kami membukakan tenda ala kadarnya untuk berlindung dari hujan. Ada beberapa orang yang tampak ngantuk waktu pun terasa begitu cepat tanpa disadari istirahat tersebut memakan waktu lebih dari 1,5 jam. Saya pun tertidur dengan posisi duduk dan menutupi kepala dari cipratan air. Ketika hujan telah reda Kami pun melanjutkan perjalanan tapi beberapa jam kemudian salah satu anggota ingin memasak mie, wah kebetulan Saya lapar berat lumayan buat mengisi perut ini. Kulihat jam menunjukan 14.00 Saya pun optimis sampai di alun-alun bisa tiba sekitar sore hari.
Dari beberapa orang regu Kami terpisah, dan kebetulan Saya berada di depan regu sapu bersih, tapi tidak sendirian. Saya pun ditemani oleh Irma dan pada saat itu pula Kami kenalan (cara berkenalan yang lucu menurut Saya). Obrolan pun terjadi mulai dari pengalaman mendaki, semangat untuk terus jalan pada saat itu, dan masih banyak lagi. Akhir nya Saya dan Irma sampai juga di alun-alun SK, rasa haus ini membawa Saya ke penjual minuman. Akhirnya Saya memutuskan untuk membeli teh manis, karena rasa manis di percaya memperingan kerja otot yang kaku akibat pendakian tadi. Sambil menunggu panitia sapu bersih waktu pun sudah menunjukan jam 18.00 akhirnya regu sapu bersih sampai juga. Perjalanan pun dilanjutkan dengan mendirikan tenda dekat pendakian ke puncak gn gede. Teman Saya Yonas sudah sampai terlebih dahulu dan persiapan semua tenda sudah komplit. Ada beberapa teman dari regu lain meminta tolong untuk membuat tandem tenda. Malam begitu dingin dengan suhu 8 derajat. Rasa nya tidak bisa memejamkan mata ditambah jaket yang kurang hangat dan kurang persiapan untuk kemping (sleeping bag). Berjam-jam kulalui dengan malah terasa begitu lama. Waktu yang ku tengok berkisar jam 21.00, 22.00, 01.00, 04.00 dan pada jam 04.00 ada penjual nasi uduk. Kalau Dia sampai jam 4.00 pagi jalan dari bawah sekitar jam 02.00 begitu kata penjual nasi uduk.

Kami berlima sarapan pagi ditemani dengan ikan tuna plus mie rebus dan nasi. Sesudah itu ada kegiatan upacara sumpah pemuda, dengan mengibarkan bendara ukuran raksasa. Sesudah itu acara di isi dengan pembagian door prize, lagi-lagi Saya kurang beruntung dalam hal hadiah, memang bukan rezekinya. Jam 12.00 siang packing sudah selesai selanjutnya Kita akan turun kembali lewat jalur gn putri. Turunan dashyat pun menemani, haus dahaga (its so exhausted). Menurut Saya pribadi lelah bersepedah berbeda dengan treking. Kalau bersepeda pegal terasa cukup sampai di betis, tapi kalau treking sampai otot paha pun terasa. Sekian.