Pacaran dalam Islam

Post a comment

Ini merupakan gabungan beberapa artikel di internet, mengenai permasalah pacaran dalam ruang lingkup Islam. Ada beberapa hal pokok yang bisa didapat, berikut petikan nya:

  1. Islam tidak ada kata pacaran yang ada adalah ta`aruf, yakni kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Seperti seorang montir mobil yang ahli memeriksa mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar-menawar.

  2. Islam mengakui Cinta, `Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.`(QS. Ali Imran :14).

  3. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal, Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS,
    chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.

  4. Pacaran Bukan Cinta, cinta itu adalah memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

  5. Pacaran Bukanlah Penjajakan/Perkenalan, Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemu dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum dan acak-acakan. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.
Dari beberapa poin di-atas Saya memiliki kesimpulan, Saat pacaran harus mengetahui batasan-nya, semua keburukan dan kebaikan kembali pada diri pribadi masing-masing.
Sumber tulisan:
Mail-Archive
Wikipedia